Dalam manajemen bisnis yang dijalankan, dead stock menjadi salah satu permasalahan umum yang kerap terjadi. Bahkan, tidak sedikit bisnis yang terpaksa gulung tikar karenanya. Inilah kenapa berbincang tentang cara mengatasi dead stock menjadi hal yang cukup krusial, terutama jika Anda baru saja merintis sebuah unit bisnis yang baru.
Memang, setiap pebisnis tentu menginginkan arus perputaran produk yang lancar. Dengan hal ini, bukan hanya penjualan yang senantiasa meningkat dari waktu ke waktu, stok yang dimiliki pun cenderung lebih cepat berganti. Nantinya, keinginan untuk menjual variasi produk lainnya pun bisa terlaksana.
Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan dead stock ini dan bagaimana cara mengatasi dead stock yang paling efektif agar bisnis tetap untung?
Apa Itu Dead Stock?
Jika diterjemahkan, dead stock berarti stok yang mati. Istilah ini mengacu pada stok produk atau barang yang dipasarkan namun tidak terjual dan tertahan di gudang penyimpanan dalam waktu yang lama. Produk ini umumnya merupakan produk sisa dari periode belanja sebelumnya atau bisa juga berupa produk yang memang susah laku dipasaran.
Tentu, dead stock adalah permasalahan yang cukup serius dalam manajemen bisnis. Tidak hanya karena akan menghabiskan ruang penyimpanan produk saja, dead stock juga membuat modal tertahan.
Kondisi ini akan membuat manajemen bisnis tidak bisa dilakukan dengan baik. Selain perputaran modal yang menjadi terbatas, keinginan pengembangan bisnis pun akan terhambat. Tidak hanya itu, bisnis yang mengalami masalah ini dan tak kunjung ditangani pun bisa jadi akan memiliki reputasi yang buruk. Terlebih jika ia harus menjual produk yang sudah mepet tanggal expired.
Penyebab Dead Stock untuk Diketahui
Sebagaimana disinggung sebelumnya, dead stock adalah permasalahan yang cukup serius dalam manajemen bisnis. Dengan stok produk yang tertumpuk di penyimpanan, arus keuangan bisnis akan terhambat dan bisa jadi, Anda nantinya mengalami masalah kekurangan modal untuk pengembangan bisnis.
Lantas, apa yang menjadi biang dari permasalahan ini?
Kesalahan prediksi permintaan menjadi salah satu biang permasalahan dead stock. Bisa jadi, ada tren skincare herbal tertentu yang sedang booming di pasaran. Nah, karena permintaan yang cukup besar, Anda pun, tanpa melakukan riset, langsung melakukan pemesanan yang banyak. Sayangnya, trend tersebut hanya sekilas saja dan sisa produk obat herbal banyak tertahan di penyimpanan.
Selain itu, kualitas produk yang buruk juga menjadi penyebab masalah dead stock. Bisa jadi, karena kesalahan riset yang Anda lakukan, Anda melakukan kesalahan pembelian produk. Alhasil, ketika dipasarkan, cukup banyak konsumen yang kecewa dan enggan melakukan repeat order sehingga stok sisa cenderung menumpuk.
Cara Mengatasi Dead Stock Paling Efektif
Stok produk menumpuk memang akan memusingkan. Terlebih jika ternyata expired date produk tersebut sudah semakin dekat yang artinya produk harus segera dijual. Di satu sisi tentu ada pertimbangan modal di belakangnya yang membuat Anda berpikir ekstra bagaimana agar tetap mendapatkan penghasilan dari stok yang bertumpuk ini.
Ada beberapa solusi yang bisa diaplikasikan untuk mengatasi masalah dead stock ini. Beberapa diantaranya adalah:
1. Menjualnya dengan Membuat Bundling
Ketika Anda memiliki bisnis obat herbal, misalnya, dan ada beberapa produk dead stock di etalase, maka menjualnya dengan membuat bundling atau paket adalah cara yang tepat. Cara ini cukup efektif untuk mengurangi dead stock dengan tetap mendapatkan pemasukan.
Untuk membuat bundling, Anda bisa mengkombinasikan produk obat herbal yang paling laris dengan produk dead stock. Tentu saja, Anda harus pintar dan cermat dalam memilih produk agar konsumen merasa bahwa paket yang Anda tawarkan adalah bundling yang tepat.
2. Memberikan Diskon Menarik
Untuk mengatasi masalah dead stock, Anda bisa menjualnya dengan memberikan diskon yang menarik. Ini adalah cara efektif yang cukup banyak dilakukan pebisnis, termasuk mereka yang berbisnis di bidang obat herbal.
Sebagaimana diketahui, diskon senantiasa menarik di mata konsumen. Dengan nilai diskon yang cukup besar, banyak konsumen yang tidak perlu pikir panjang untuk melakukan transaksi.
Nah, Anda bisa mencoba menerapkan cara ini. Tentukan produk dead stock yang hendak dipasarkan ulang dan hitung besaran diskon yang diambil dari perbandingan harga beli agar Anda tidak rugi.
3. Mencoba Saluran Penjualan yang Berbeda
Satu lagi cara mengatasi dead stock yang bisa Anda coba adalah memanfaatkan saluran penjualan yang berbeda. Misalnya, ketika penjualan offline dari produk obat herbal yang Anda pasarkan cenderung lesu, maka Anda bisa memanfaatkan berbagai media sosial sebagai saluran penjualan yang baru.
Ya, ada cukup banyak media sosial yang cukup efektif untuk membantu pemasaran produk, seperti Facebook, Instagram, TikTok hingga landing page di jasa SEO bulanan dan berbagai marketplace lainnya. Dengan jangkauan target market yang lebih luas dan tersebar tanpa adanya batas, bukan tidak mungkin produk dead stock Anda akan laku dan habis.
Beberapa poin di atas adalah ragam cara mengatasi dead stock yang bisa Anda terapkan. Hanya saja, agar permasalahan dead stock ini tidak terjadi, tentu Anda perlu melakukan upaya pencegahan sejak awal, terutama memilih produk yang berkualitas untuk memastikan kepuasan konsumen.
Jika Anda memiliki bisnis obat herbal, Aneka Obat Herbal siap menyediakan kebutuhan bisnis Anda. Kami adalah distributor obat herbal terpercaya yang menyediakan berbagai produk herbal berkualitas dan terkenal. Tentu, dengan produk bermutu tinggi, kepuasan pelanggan akan mudah didapatkan dan permasalahan mengganggu seperti dead stock pun tidak akan terjadi!